konsultanpemetaan.com – Hai, Para Pembaca Konsultan! Selamat Datang Kembali di Website Konsultan Pemetaan. Kali ini PT. Konsultan Pemetaan bakal bahas materi yang menarik loh. Kirak-kira apa yaa?
Iyap! Betul banget, seperti yang tertera di judul, kali ini PT. Konsultan Pemetaan bakal bahas Cara Membuat RAB Pemetaan Drone. Para pembaca Konsultan Pemetaan lagi nyoba nyusun RAB buat proyek pemetaan drone tapi bingung gimana cara ngitungnya biar nggak boncos? Tenang, PT. Konsultaan Pemetaan bakal bahas step-by-step caranya. Yuk simak baik-baik yaa! Dan jangan lupa siapin cemilannya hihi…
Pengertian RAB Pemetaan Drone
Sebelum ke pembahasan nih, para pembaca Konsultan Pemetaan pada tau gak RAB (Rencana Anggaran Biaya) Pemetaan Drone itu apa? Nah kalau gak tau, PT. Konsultan Pemetaan bakal kasi tau yaa pengertian dari RAB (Rencana Biaya Anggaran). Jadi, RAB (Rencana Biaya Anggaran) adalah dokumen perhitungan biaya yang merinci semua pengeluaran yang dibutuhkan untuk proyek pemetaan menggunakan drone, mulai dari persiapan, pengambilan data, hingga pengolahan hasil.
Apa Saja yang Dicakup dalam RAB Pemetaan Drone?
-
Biaya Peralatan
-
Sewa/beli drone (misal: DJI Phantom 4 RTK, Mavic 3 Enterprise)
-
Sensor tambahan (LiDAR, multispektral, dll.)
-
Software pemrosesan data (Pix4D, Agisoft Metashape, WebODM)
-
-
Biaya Operasional
-
Transportasi tim ke lokasi
-
Akomodasi jika proyek jauh
-
Biaya baterai & perawatan drone
-
-
Biaya Pengolahan Data
-
Processing gambar jadi peta (orthomosaic, DSM, DTM, kontur)
-
Analisis GIS (jika diperlukan)
-
-
Biaya Lain-lain
-
Perizinan terbang (jika di area terbatas)
-
Backup data & laporan proyek
-
Kenapa RAB Pemetaan Drone Penting?
- Meminimalisir biaya tak terduga
- Membantu negoisasi harga dengan klien
- Memastikan proyek tetap profitable
Contoh Kasus:
-
Pemetaan 50 hektar lahan perkebunan
-
Resolusi 5 cm/pixel
-
Output: Orthophoto + Kontur
-
Total Biaya: ~Rp 35-50 juta (tergantung medan & spesifikasi)
Tips Membuat RAB Drone:
-
Survey lokasi dulu untuk tahu medannya
-
Hitung durasi terbang & jumlah baterai yang dibutuhkan
-
Sertakan biaya cadangan (10-15% untuk antisipasi)
Langkah 1: Tentukan Scope of Work (SOW)
Sebelum hitung RAB, pembaca Konsultan Pemetaan harus tau dulu nih detail proyeknya :
- Luas area (dalam hektar/km²)
- Tipe pemetaan (orthophoto, DSM, DTM, 3D modeling)
- Resolusi gambar (5cm/pixel? 2cm/pixel?)
- Lokasi (apakah medannya berat? Ada halangan seperti gedung tinggi?)
Contoh Scope Project:
*“Pemetaan area tambang seluas 50 hektar dengan resolusi 3cm/pixel, output orthophoto + contour line.”*
Langkah 2: Hitung Biaya Perangkat & Operasional
Ini nih breakdown biaya yang harus diitung sama para pembaca Konsultan Pemetaan:
A. Biaya Perangkat (Kalo Beli)
Item | Harga |
---|---|
Drone mapping (DJI Phantom 4 RTK) | Rp 65-80 juta |
Software processing (Pix4D, Agisoft) | Rp 25-60 juta/license |
RTK/PPK module | Rp 15-35 juta |
Total | Rp 105-175 juta |
*Catatan: Kalau cuma buat 1-2 proyek, mending sewa aja!*
B. Biaya Sewa Drone (Kalo Nggak Beli)
-
Harga sewa per hari: Rp 3-6 juta (tergantung drone & sensor).
-
Minimal sewa: Biasanya 3-5 hari.
C. Biaya Lapangan
Item | Biaya |
---|---|
Transportasi tim | Rp 2-4 juta (jika lokasi jauh) |
Akomodasi | Rp 550rb-1,5 juta/hari |
GCS (Ground Control Points) | Rp 3-6 juta (pemasangan titik kontrol) |
Langkah 3: Biaya Data Processing
Setelah terbang, data harus diolah pake software khusus:
Software | Biaya |
---|---|
Pix4D Mapper | Rp 25-40 juta/tahun |
Agisoft Metashape | Rp 15-30 juta/license |
WebODM (open-source) | GRATIS (tapi ribet) |
Tips:
Kalau proyek cuma 1-2x, mending outsource processing ke jasa khusus (harga Rp 1-3 juta per km²).
Langkah 4: Buat Tabel RAB
Nih contoh sederhananya:
Item | Volume | Harga Satuan | Total |
---|---|---|---|
Sewa Drone (3 hari) | 1 paket | Rp 12.000.000 | Rp 12.000.000 |
GCP Survey (10 titik) | 10 titik | Rp 500.000 | Rp 5.000.000 |
Data Processing | 50 ha | Rp 500.000/ha | Rp 25.000.000 |
Transportasi | 1 tim | Rp 3.000.000 | Rp 3.000.000 |
Total | Rp 45.000.000 |
Note: Harga bisa naik/turun tergantung medan & kebutuhan klien.
Langkah 5: Kasih Tambahan Biaya Tak Terduga
Jangan lupa sisihkan 10-20% untuk:
-
Cuaca buruk (perlu terbang ulang)
-
Data corrupt (harus re-process)
-
Perizinan (kalau masuk area terbatas)
Kekurangan RAB Pemetaan Drone yang Harus Diwaspadai
1. Estimasi Biaya Sering Tidak Akurat
-
Kesalahan hitung durasi terbang: Baterai drone cepat habis (15-30 menit per penerbangan), tapi RAB sering lupa hitung waktu ganti baterai & pendinginan motor.
-
Medan tak terduga: Daerah berbukit atau banyak gedung butuh lebih banyak overlap foto → biaya baterai & waktu processing membengkak.
Contoh Kasus:
RAB menganggarkan 10 baterai untuk 100 hektar, ternyata butuh 15 baterai karena angin kencang memperlambat drone.
2. Biaya Tersembunyi yang Sering Terlewat
-
Perizinan terbang: Jika lokasi dekat bandara/area terlarang, perlu izin AirNav (biaya Rp 2-10 juta & proses 1-2 minggu).
-
Biaya software mahal: Pix4D atau Metashape bisa Rp 20-50 juta/tahun (sering tidak dimasukkan ke RAB awal).
-
Ganti hardware mendadak: Drone crash? Servis gimbal atau sensor bisa Rp 5-15 juta.
3. Ketergantungan pada Kondisi Cuaca
-
Hujan & angin kencang batal terbang → deadline molor, tapi biaya sewa tim & alat tetap jalan.
-
Cahaya kurang ideal (awan tebal/silau) hasilkan foto buruk → harus terbang ulang = tambah biaya.
4. Masalah Akurasi yang Pengaruhi Biaya
-
Ground Control Point (GCP) kurang? Akurasi turun dari 3 cm jadi 10-20 cm → klien tidak terima & minta survei ulang.
-
Resolusi tinggi = biaya lebih mahal:
-
2 cm/pixel butuh 5x lebih banyak foto daripada 10 cm/pixel → waktu processing lebih lama (biaya cloud/server naik).
-
5. Keterbatasan Drone Itu Sendiri
-
Jarak tempuh terbatas: Drone konsumer seperti Mavic 3 hanya bisa cover 200-300 hektar/hari (butuh banyak baterai & operator).
-
Lahan tertutup vegetasi? Hasil DTM/DSM tidak akurat → perlu tambahan survei LiDAR (biaya Rp 50-100 juta/hari).
Solusi Mengatasi Kelemahan RAB Drone
-
Selalu sediakan buffer budget 20-30% untuk antisipasi.
-
Lakukan site visit sebelum buat RAB untuk cek medan & hambatan.
-
Sewa drone + operator kalau proyek cuma sekali (lebih murah daripada beli).
-
Pakai software alternatif (WebODM) untuk hemat biaya processing.
Tips Biar RAB Nggak Jebol!
-
Survey lokasi dulu → Cek medan, sinyal, dan akses.
-
Diskon kalau luas → Kasih harga spesial buat proyek >100 hektar.
-
Pakai jasa processing → Lebih murah daripada beli software mahal.
-
Sewa drone part-time → Kalau proyek jarang, jangan beli!
FAQ (Tanya Jawab Seputar RAB Drone Mapping)
Q: Berapa sih harga pemetaan drone per hektar?
A:
-
Resolusi rendah (10cm/pixel): Rp 200-500rb/ha
-
Resolusi tinggi (2cm/pixel): Rp 800rb-2jt/ha
Q: Apa bedanya orthophoto sama DSM?
A:
-
Orthophoto = Foto 2D terkoreksi (kayak Google Maps).
-
DSM = Model 3D termasuk bangunan & pohon.
-
DTM = Model tanah tanpa objek di atasnya.
Q: Perlukah Ground Control Point (GCP)?
A: WAJIB! Biar akurasinya tinggi (bisa sampai 1-3cm).
Q: Bisa nggak drone mapping ganti total station?
A: Bisa, tapi…
- Drone = Cepat, luas, tapi akurasi cm-level.
- Total Station = Lebih akurat (mm-level), tapi lambat.
Q: Software mana yang paling mudah buat pemula?
A: Pix4D (user-friendly) atau WebODM (gratis, tapi perlu tekun).
Q: Perlukah izin terbang untuk pemetaan?
A: Jika di dekat bandara/area terlarang, wajib izin dari AirNav & DJI.
Kesimpulan:
RAB pemetaan drone membantu mengestimasi biaya secara realistis. Dengan perhitungan tepat, proyek bisa selesai on time & on budget!
Setelah baca artikel diatas, sudah mulai ada gambaran kah guyss? Atau masih ada yang bingung?
Kalau masih ada yang bingung, yuk langsung komen aja dibawah yaa…